Bertemu lagi di ruangan ini semoga kalian semua beroleh kesejahteraan dan diberkati Allah swt selalu. Saya mengambil kesempatan ini mengucapkan selamat tahun baharu 2012 kepada semua pembaca yang dikasihi, semoga tahun ini lebih baik dari tahun-tahun yang telah lalu.
Roda-Roda Kehidupan (RRK)
Hidup ini bagaikan 1 putaran.
Sedar atau tidak, kita sedang mengharungi 1 putaran kehidupan. Dari dalam rahim
(perut) ibu kita dilahirkan, kemudian membesar lalu dewasa, seterusnya
mengharungi kehidupan berkeluarga (kahwin), melahirkan zuriat (anak ), menimang
cucu, seterusnya mengharungi hari-hari lanjut usia sampailah kita dijemput
kembali oleh Allah swt dan disemadikan di (perut) bumi, maka lengkaplah 1
putaran kehidupan.
Namun
sesetengah orang tidak dapat merasai 1 pusingan lengkap kehidupan ini, mereka
dijemput terlebih dahulu oleh Allah swt. Orang selalu berkata “Allah lebih
menyayangi mereka”. Namun yang lebih tepat pada pandangan saya adalah mereka
tidak mampu untuk harungi perit jerih dan liku-liku kehidupan ini. Mereka
dimatikan supaya mereka tidak akan menanggung sengsara akibat ketidakmampuan
mereka itu kerana Allah swt berfirman:
“...Allah
tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”(Surah
al-Baqarah : 286).
Namun apa-apapun Allah swt lebih mengetahui dengan apa yang
nyata dan tersembunyi dan Allah swt sentiasa memberi yang terbaik untuk
makhluknya, oleh itu bersyukurlah dengan nikmatnya.
Lihatlah
di sekeliling kita, pasti kita dapat melihat bayi yang baru lahir, kanak-kanak
yang tengah membesar, anak-anak yang sedang meningkat remaja, orang-orang
dewasa, emak ayah yang semakin tua serta datuk nenek yang menghitung usia,
masing-masing dengan telatah dan kerenah masing-masing. Segala-galanya cantik
disusun atur oleh yang Maha Esa. Allah swt. berfirman yang bermaksud:-
‘...Allah, Dialah yang menciptakan kamu daripada
keadaan lemah kemudian Dia menjadikan kamu sesudah lemah itu kuat, kemudian Dia
menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dialah
menciptakan apa yang dikehendakiNya. Dan Dialah yang Maha Mengetahui lagi Maha
Perkasa.” (Surah ar-Rum : 54) SubhanAllah!!!
Sianak
kecil terbaring sambil menangis meminta
disusukan dan dibelai manja, kanak-kanak
berlari kesana-kemari sambil mulutnya terkumat-kumit menghafal atau bertanyakan
itu dan ini. Siremaja pulak tercari-cari identiti sendiri, sidewasa
bertungkus-lumus memperkasakan diri, ibu dan ayah memperturunkan ilmu yang
dipelajari dan sidatuk dan nenek memperbanyakan
amal ibadah untuk dibawa sebagai bekalan di akhirat nanti...itulah
lazimnya putaran kehidupan ini.
Namun,
di tengah-tengah putaran kehidupan ini,
kita tidak akan lari dari diuji dengan berbagai-bagai ujian mengikut tahap
kemampuan kita sendiri. Segala ujian pasti didatangkan dengan sejuta hikmah,
diiringi dengan ribuan anugerah. Lebih teruk kita diuji, lebih tinggi kesabaran
kita maka lebih teballah tahap keimanan kita di sisi Allah swt.
“...Apakah manusia itu mengira bahawa mereka
dibiarkan saja mengatakan, “Kami telah beriman”, sedangkan mereka tidak diuji
lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta.” (Surah al-Ankabut : 2-3)
Kadang-kadang
kita tidak sedar yang kita tengah diuji. Kita sering marah-marah bila anak-anak
kecil kita lasak, kita sering bersungut bila anak-anak remaja kita kurang
cerdik macam anak-anak orang lain. Kita sering mengeluh bila gagal dalam usaha
kita, sering mempertahankan pendirian dan keegoan kita bila dinasihati oleh
ibibapa kita dan lebih teruk lagi merasa benci pada orang-orang yang lanjut
usia yang kebaayakannya berperangai seperti kebudak-budakan. Kita selaunya
melabelkan mereka-mereka ini dengan pelbagai-bagai, contohnya:-
ü Buasnya anak saya ini...
ü Anak saya ni lembab sikit...
ü Saya ni tak pandailah...buat kerja semua tak jadi...
ü Zaman mak dan ayah dulu lain...manakan sama dengan zaman moden
sekarang ni...
ü Dia dah tua...dah nyanyuk pun...menyusahkan kita saja...
dan berbagai-bagai
lagi.
Ø Pernahkan kita terfikir yang kita juga akan mengalami putaran
hidup yang sama andainya dipanjangkan umur dan diizinkan oleh Allah swt?.
Ø Pernahkah kita menilai di mana tahap putaran kehidupan kita
sekarang?
Ø Mahukah kita meletakan tahap putaran kehidupan orang-orang yang
terdekat dengan kita?
Ø Sanggupkah kita mempertikaikan kurniaan Allah kepada kita?
Ø Sanggupkah kita melawan kedua ibubapa kita, menyakiti hati
mereka yang telah mengasuh dan membesarkan kita?
Ø Sanggupkah kita melihat mereka kesepian, tanpa belaian manja
dari anak-anak tercinta?
Ø Sanggupkah kita melihat mereka kesunyian, terus menghitung
hari...
Ø Pernahkah kita melayani kerenah mereka sebagaiman mereka
melayani kerenah kita sepanjang hidup kita ini?
Ø Mampukah kita mencurahkan bakti dan kasih sayang sepertimana
mereka mencurahkannya kepada kita selama ini?
Ø Pernahkan kita berazam untuk membalas segala jasa bakti mereka
selagi mereka masih hidup ini? Dan akhir sekali,
Ø Pernahkah kita bersyukur dengan nikmat kurniaan Allah yang tidak
terhingga ini, memberi kita ruang dan
waktu untuk menabur jasa dan bakri terutama pada kedua ibu dan bapa?
Kepada sesiapa yang masih mempunyai ibu dan bapa yang
masih hidup, ambillah peluang keemasan ini untuk menjaga mereka, menjaga hati
mereka, memberi kasih sayang yang
secukupnya, menabur segala budi, bakti dan jasa, menjaga makan dan minum serta
kesihatan mereka. Beruntunglah mereka yang masih mempunyai ibubapa dan rugilah
pada sesiapa yang tidak diberi kesempatan ini. Tiadalah yang lebih bahagia bagi
insan yang bergelar ibu atau ayah selain berbahagia di samping anak yang
dikandung dan dibesarkan. Nabi S.A.W pernah bersabda yang bermaksud:-
“...Keredaan Allah terletak pada keredaan ibu bapa
manakala kemurkaan Allah terletak pada kemurkaan ibu bapa.” (Hadis Riwayat
At-Tarmizi)
“...Dan Kami wajibkan manusia berbuat baik terhadap
ibu bapanya, ibunya telah mengandungkannya dengan menanggung kelemahan demi
kelemahan (dari awal mengandung sampai akhir menyusukannya) dan tempoh mencerai
susunya ialah dalam masa dua tahun (dengan demikian) bersyukurlah kepadaKu dan
kepada kedua orang tuamu dan ingatlah Allah jua tempat kembali untuk menerima
balasan.” (Surah Luqman : 14)
Sudah
terang lagi bersuluh, tiada pilihan untuk kita berbuat cela terhadap ibubapa.
Tiada alas an untuk kita mengasari mereka. Tiada dalil mengahuskan kita untuk
membelakangi mereka.
“...Dan hendaklah kamu beribadat kepada Allah dan
janganlah kamu sekutukan Dia dengan sesuatu dan hendaklah kamu berbuatbaik
kepada kedua ibubapamu.” (Surah an-Nisaa :36)
“Dengan
nama Engkau wahai Tuhan, aku hidup dan aku mati.”
Sekian...wassallam...